Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

Gubug Terbakar

Dalam sebuah bencana kapal karam, seorang lelaki terdampar di pulau terpencil. Demi bertahan hidup, ia belajar memanfaatkan segala yang ada di pulau itu untuk dimakan. Bahkan dalam upaya melindungi diri, ia berhasil membangun gubuk untuk berteduh. Berbulan-bulan ia bertahan tanpa bantuan siapa pun. Suatu hari, ketika kembali dari berburu, ia mendapati gubuknya terbakar. Dengan badan lemas ia mengeluhkan nasibnya. Namun, ternyata justru dari situ datang pertolongan baginya: asap dari gubuk terbakar itu memberi tanda untuk datangnya kapal penolong. Itulah salah satu cara unik alam dalam memelihara manusia. ... baca selengkapnya di Gubug Terbakar Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kho Ping Hoo - BKS#15 - Si Bangau Merah

Si Bangau Merah Seri : Bu Kek Siansu #15 Karya : Asmaraman S Kho Ping Hoo Hujan pertama semalam amat lebatnya, deras dan merata sam­pai puluhan li jauhnya, melegakan hati para petani. Melegakan tanah kering yang sudah berbulan-bulan merindukan air. Pagi hari ini udara amatlah cerah, seolah matahari lebih berseri daripada biasanya, seperti wajah seorang kanak-kanak tersenyum-tawa sehabis menangis. Kewajaran yang indah tak ternilai. Seluruh permukaan bumi segar berseri seperti seorang puteri jelita baru keluar dari danau sehabis mandi bersih. Daun-daunan nampak hijau segar dan basah, demikian pula bunga-bunga, walaupun tidak tegak lagi melainkan banyak me­nunduk karena hembusan air dan angin semalam, Tanah yang disiram air selagi kehausan itu, mengeluarkan uapan bau tanah yang sedap, bau yang mengingat­kan orang pada masa kanak-kanak ketika dia bermain-main dengan lumpur yung mengasyikkan. Burung-burung pun lebih lincah pagi itu. Suasana menakutkan mereka sema­lam, hujan

Gitar Tua Joko

Joko benar-benar bingung gimana harus meyakinkan Ayahnya yang udah mati-matian cari duit buat membiayayai sekolah Joko. Pasalnya, setelah Ayahnya membayar SPP ternyata Joko sering sekali bolos sekolah, Kata teman-temannya kalau Joko bolos sekolah Dia sering ngamen, Joko yang bercita-cita ingin menjadi musisi merengek-rengek minta dibelikan Gitar baru “Emangnya kenapa Ko, kalau Ayah gak belin Gitar baru?” Ayahnya kesal setengah mati “Ya elaa, Yah! Joko kan malu Yah! Masa sih Joko pakai gitar tua punya warisan Ayah! Mana ada orang yang mau lihat Gitar yang usang dan rapuh kayak gitu…” “kan itu masih bisa dipakai. Ntar kamu belajar nari Jaipong aja biar punya bakat yang lain!” “Ayah tega amat, sih! Masak Joko disuruh Nari Jaipong…? Yang bener aja, Yah emang Ayah gak mau apa punya anak yang pintar main gitar? kalau pingin Joko sukses didukung dong! “Haiiyaa…! Kamu malah nyeramahi Ayah!” Ayah Joko bertolak ke belakang Joko mulai ketakutan. “Ampun Yah… Joko nggak bermaksud nyeramahi A

Menulis Adalah Kesenangan Saya

Oleh: Margareth Simardjo Tiga hari ini saya membaca secara rutin artikel-artikel yang telah dituangkan dalam situs pembelajar.com. Banyak ide-ide yang menggelitik saya untuk bertanya lebih lanjut tapi juga menantang serta memotivasi saya untuk ikut menuangkan gagasan-gagasan saya dalam bentuk tulisan. Saya seorang yang cinta menulis. Saya cinta membaca. Dan yang terpenting, saya cinta belajar. Untuk saya, kehidupan adalah sekolah saya, pengalaman adalah guru saya, dan cinta dari orang-orang sekeliling saya adalah semangat dan antusiasme saya. Saya terkesan sekali dengan tulisan-tulisan yang dituangkan oleh Mbak Eni Kusuma. Saya kagum dengan semangatnya. Seorang TKW yang menjadi penulis dan motivator. Sungguh menginspirasi saya. Dan ketika saya membaca tulisan-tulisannya, saya dapat merasakan antusiasmenya serta semangatnya untuk menyebarkan antusiasme yang ia miliki, yang telah mengantarnya menuju seseorang yang dikenal oleh masyarakat. Untuk saya pribadi, menulis adalah kesenang

Berkat Lori Aku Bisa Sekolah Lagi

Anto berlari menyelusuri jalan-jalan pintas di sebuah permukiman kumuh yang terletak di utara kota Jakarta. Walaupun napasnya terengah-engah dan keringat bercucuran di hampir seluruh tubuhnya karena sinar matahari yang sangat tidak bersahabat pada siang itu, tetapi raut wajahnya menampakan kegembiraan yang sangat berarti. Di tangan kanannya ia menggenggam sebuah amplop putih berukuran sedang. Tidak lama kemudian ia berhenti di depan rumah yang sangat sederhana semi permanen dan sebagian dindingnya terbuat dari triplek. Anto lalu mengatur napasnya, sambil mengucapkan salam ia pun masuk dalam. “Anto… Lulus Mak… Teriak Anto sambil memeluk Emaknya dari belakang yang sedang menyeterika baju”. “Alhamdulilah… Selamat yaa… nak jawab Emak dengan matanya yang berbinar-binar”. “Anto mau nerusin sekolah Mak, lihat Anto jadi lulusan terbaik di sekolah kata Anto sambil memperlihatkan selembar kertas yang ia buka dari dalam amplop”. Tiba-tiba tatapan mata yang tadinya berbinar-binar itu menjadi r